Monday 17 September 2007

Jangan Remehkan Bisnis Recehan

Ini ada artikel menarik, lumayan buat pencerahan buka bisnis. Selamat membaca..

Jangan anggap enteng uang seribuan atau lima ribuan itu. Lihat faktor kalinya. Lihat potensi dibalik uang recehan itu.Dia kemudian bercerita mengenai rencananya membuka bisnis mie ayam kelas kaki lima. Harga jualnya nggak usah mahal-mahal, lima ribuan aja. Tapi dia akan membuka 1.000 cabang. Coba lihat hitungannya: 1 cabang menjual 50 porsi perhari @ Rp. 5.000,- = Rp. 250.000 per cabang. Kalau 1.000 cabang berarti Rp. 250.000 x 1.000 = Rp. 250.000.000 per hari! Kalau sebulan berarti Rp. 250.000 x 30 = Rp. 7.500.000.000! Hehehe, saya sendiri kaget melihat hasil perhitungannya.Oke, 1.000 cabang ketinggian. 100 cabang aja deh. Hitungannya masih Rp. 750.000.000 per bulan. Not bad, kan?Saya pernah cerita tentang tukang jual bandeng presto langganan istri saya. Setiap hari dia jualan keliling pakai sepeda membawa 150 ekor bandeng yang dijualnya @ Rp. 3.000. Jam 10 pagi biasanya sudah habis. Berarti omzetnya per hari 150 x Rp. 3.000 = Rp. 450.000. Per bulan berarti 30 x Rp.450.000 = Rp. 13.500.000.Waktu saya tanya, berapa unit sepeda yang berjualan seperti ini, dijawabnya di Jakarta ada 20, Bekasi ada 50, Depok ada 60. Total 130 unit. Semua itu milik satu orang bos, katanya. Kalau begitu omzetnya per hari adalah 130 x Rp. 450.000 = Rp. 58.000.000 atau Rp. 1.755.000.000 per bulan. Not bad juga...Bisnis seperti ini banyak sekali di sekitar kita. Ada bakso, rujak, gado-gado, burger, dan sebagainya. Edam Burger itu katanya punya 2.000 cabang. Kalikan saja omzetnya.Bisnis ekor alias buntut ini mirip dengan cerita saya di atas. Itu adalah bisnis "recehan" yang tidak dilirik oleh perusahaan-perusahaan besar. Masak perusahaan besar sekelas Indofood mau buka warung bakmi di pinggir jalan?Ide ini ternyata dilihat oleh Google. Google tidak mengincar iklan dari perusahaan-perusahaan besar. Dia malah mencari yang recehan. Muncullah Google Adwords/Adsense. Dengan uang Rp. 50.000 pun kita sudah bisa pasang iklan. Dan kenyataannya, Google berhasil meraup dollar dari bisnis long tail recehan ini dan mengalahkan rivalnya, Yahoo!. Kabarnya, nilai pasar dari Google ini lebih mahal dari seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta! Ck, ck, ck.Ribuan lagu dari indie recording dijual di internet, mulai menggerogoti pasar recording besar. Penerbit buku independen, e-book, film independent ramai memasarkan produknya via internet yang selama ini diremehkan perusahaan besar. Dan seterusnya, dan seterusnya...Bisnis recehan, mikro, sektor informal, UKM, long tail business, menurut saya kira-kira sama lah. Intinya adalah bisnis yang tidak dilirik oleh big company. Bisnis orang banyak, bisnis yang menurut saya lebih demokratis.Isn't that an interesting idea? Silakan dicoba.
Sumber : Disadur dari Badroni Yuzirman Blog

No comments: